Rabu, 18 Desember 2024

Orangtua

Sebagai bahan refleksi diri kita perlu mengingat bahwa Ki Hajar Dewantara, yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, mengembangkan konsep Tri Pusat Pendidikan yang melibatkan tiga lingkungan utama: keluarga, sekolah, dan masyarakat. Konsep ini bertujuan menciptakan sinergi antara ketiga lingkungan tersebut dalam mendidik anak-anak, memahami bahwa upaya pendidikan tidak dapat dilakukan oleh tenaga pendidik saja, melainkan harus didukung oleh lingkungan sekitar. Baiknya ketiga bentuk lingkungan belajar tersebut kita uraikan satu persatu.

Lingkungan Keluarga

Lingkungan keluarga dianggap sebagai pusat pendidikan paling utama, bertanggung jawab atas pembentukan etika, agama, dan perilaku sosial anak. Konsep pendidikan keluarga Ki Hajar Dewantara menekankan pada bimbingan dan didikan yang terjadi secara alami dalam tatanan keluarga. Pendidikan di lingkungan keluarga bertujuan untuk membentuk kepribadian anak yang mantap, berakhlak baik, dan mandiri. Orang tua berperan sebagai pendidik pertama dan utama, meletakkan dasar kepribadian, moral, sosial, dan keagamaan anak 

Lingkungan Sekolah

Sekolah sebagai lingkungan pendidikan kedua, memberikan pembinaan intelektual dan ilmu pengetahuan. Ki Hajar Dewantara menekankan peran sekolah sebagai lembaga formal yang terencana, dengan guru sebagai fasilitator pembelajaran. Sekolah memiliki fungsi dalam mempersiapkan anak sebagai anggota masyarakat yang berpengetahuan, berketerampilan, dan mampu menghadapi serta menyelesaikan masalah. Pendidikan di sekolah juga berperan dalam transmisi kebudayaan, menentukan peran sosial, penyatuan sosial, serta mengembangkan karakter anak 

Lingkungan Masyarakat

Masyarakat, sebagai lingkungan ketiga, memiliki peran yang penting dalam pendidikan. Lingkungan masyarakat terkait erat dengan keluarga dan sekolah, berperan dalam mengembangkan kecerdasan intelektual, budi pekerti, ilmu agama, dan sosial anak. Pendidikan di masyarakat berlangsung di mana saja dan kapan saja, memungkinkan anak memisahkan informasi positif dan negatif untuk perkembangan dirinya. Masyarakat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan non formal, seperti organisasi pemuda, karang taruna, dan kursus-kursus.

Dalam hubungan dengan perkembangan dan pembelajaran anak yang diterima di sekolah, maka hubungan di antara keduanya harus dirintis, dibina dan kemudian selalu berusaha untuk selalu dikembangkan.Sebetulnya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk membina hubungan yang harmonis, namun ada beberapa inspirasi yang bisa dikembangkan.Milda Faraddina,praktisi pendidikan dari KB Bukit Aksara memberikan beberpa inspirasi tersebut

1. Parent Tea

Para orangtua berdiskusi membahas materi perkembangan anak dan kebutuhan anak yang terkini dan relevan untuk saat ini. Agar menjadi terarah,kegiatan ini harus difasilitasi oleh guru dan sekolah pada umumnya.

2. Parenting Program

Para orangtua memperoleh pengetahuan tentang parenting dan perkembangan anak dari para ahli pendidikan atau ahli kejiwaan anak. Kegiatan ini diharapkan mampu untuk menjadi brainstorming antara orangtua dan guru

3. Memberi Dukungan

Dukunan yang dimaksud adalah dukungan dalam projek dan pembelajaran siswa di sekolah.Orang tua memberi dukungan materi atau non materi untuk pelaksanan projek dan proses pembelajaran di sekolah.

4.  Memberikan UMpan Balik ( Feedback )

Orangtua dapat memberikan " feedback " atau masukan terkait laporan perkembangan anak yang didapatkan dari sekolah setiap harinya


Tidak ada komentar:

Posting Komentar