Jumat, 08 Agustus 2025

DIPATAHKAN DI AKHIR JULI 2025

Aku sudah menyiapkan sayapku,
menjahit setiap robeknya dengan harapan,
menyulamnya dengan mimpi-mimpi yang gemetar ingin lahir.

Aku sudah merasakan angin di ujung jari,
dan di mataku, angkasa bukan lagi jauh —
hanya satu kepakan lagi.

Tapi sebelum aku lepas landas,
sebuah tangan tak terlihat meraihku,
mematahkan sayap yang kubentuk dengan luka dan doa.

Langit tetap biru di atas sana,
tapi aku terkurung di tanah,
menghitung bintang yang seharusnya bisa kugapai.

Dan aku bertanya pada diriku sendiri,
apakah sayap itu akan tumbuh lagi,
atau aku harus belajar terbang
dengan hati yang masih retak.

Kamis, 07 Agustus 2025

Menyambut Tangan Siswa

Secara teoritis saya tidak tahu apa manfaat dari menyambut siswa di pagi hari tepat seusai mereka memasuki gerbang sekolah. Saya memilih tidak mencari tahu dan tidak berusaha mencari tahu. Saya hanya ingin melaksanakannya tanpa banyak teori yang membebani. 
Hari ini Jumat, 8 Agustus 2025 pun saya laksanakan. Satu persatu saya nikmati rasanya tangan ini dicium dan disalami anak anak murid. Saya berusaha menjadi orang yang mereka kenal dan juga berupaya mengingat nama mereka satu persatu. 
Hanya dengan cara itu saya berusaha melakukan pendekatan kepada siswa. Mudah mudahan cara ini membuat mereka betah belajar di sekolah. 

Malam Jumat

Kamis, 7 Juli 2025

Malam Jumat katanya malam keramat. Malam ini adalah malam yang disucikan umat Islam. Banyak orang yang kemudian menunda acara pentingnya apabila bertepatan dengan malam jumat. Istri saya juga berpendapat demikian. Pantang baginya keluar rumah di malam jumat. 
Saya berpikir sebaliknya. Apa sih bedanya malam jumat dengan malam malam yang lain. Apakah di malam itu kita tidak boleh berkegiatan lain selain ibadah shalat, ngaji dan dzikir  ? Apakah setelah kita cukup melaksanakan ibadah, kita tidak diperkenankan melakukan yang lainnya  ? Berangkat dari prinsip di atas, saya memberanikan diri mengajak istri jalan jalan malam di malam jumat. Herannya, meskipun pada awalnya menolak tapi tak lama kemudian istri saya mengiyakan ajakan saya itu. Saya pikir karena memang sudah lama kita berdua tidak jalan jalan malam. Maka bismillah, malam itu kita jalan jalan  malam sampai rute tak terbatas karena muaranya juga sampai belanja belanja bulan di sebuah toko di kota tercinta. Demi kesenangan istri, saya merelakan beberapa lembar uang merah keluar dari sarangnya. 
Hehe

Melamar Anak Orang

Dua minggu yang lalu anakku yang sulung mengirimkan chat bahwa pada tanggal 3 Agustus 2025 keluarga wanita yang ia kenal siap menerima kunjungan jika memang saya sekeluarga berniat untuk menyambung silaturrahmi. Maka karena chat itu kami ( saya bersama istri ] bersiap siap dan melakukan persiapan paripurna lahir dan bathin. Lahir dengan mempersiapkan diri dengan menjaga kesehatan karena jarak yang kami tempuh amat panjang dan jauh, kurang lebih membutuhkan waktu 8 sampai 10 jam. Bathin karena dalam momen itu akan dilakukan proses lamaran untuk meminang anak orang untuk menjadi tunangan anakku yang sulung. 
Sabtu 2 Agustus 2025 pukul 8 pagi kendaraan yang kami tumpangi bergerak meninggalkan kabupaten. Dibutuhkan 10 jam untuk menyelesaikan jarak antara Situbondo dan Ponorogo. Kami baru bisa meletakkan punggung yang letih pada pukul 19.30 WIB seusai menyantap jamuan yang disiapkan tuan rumah. 
Minggu 3 Agustus 2025 pukul 9 pagi kami menyampaikan niat utama datang ke kota reog itu. Kami sekeluarga berkeinginan untuk melamar anak gadis tuan rumah guna menjadi calon istri anakku yang sulung. Alhamdulillah sambutan tuan rumah demikian baik dan maksud baik kami pun disambut dengan tangan terbuka. Setelah cukup beramah tamah kami pun pulang ke kampung halaman, Situbondo. 

KAKU

Agustus 2025 ini memang terasa beda di mata saya. Yang paling terasa adalah kesibukan yang demikian terasa. Perbedaan kedua adalah karena perjalanan panjang yang harus saya tempuh. Setelah di tanggal 2 dan 3 menempuh perjalanan dua kota selama kurang lebih 20 jam, keesokan harinya jarak lebih dari 30 km juga harus tempuh pulang pergi. Dan perjalanan bolak balik itu harus saya lakukan dengan sabar selama 3 hari. Namun alhamdulillah semuanya dapat saya selesaikan. Rasa lelah yang kemudian dibayar dengan tidur yang tanpa batasan. Dua malam tahajud dan subuh ada di luar kendali akibat bangun kesiangan. 
Hari ini Kamis 7 Agustus 2025 kembali saya datang ke sekolah lebih pagi seperti biasanya. Saya berharap semangat guru guru menyambut anak anak yang datang ke sekolah tidak pudar. Tapi sayangnya harapan saya itu hanyalah tinggal harapan, karena guru guru pun kehilangan semangat karena terlambat masuk sekolah. Saya mengambil inisiatif untuk menyambut siswa, meskipun tanpa didampingi seorang guru. Dalam hati saya kembali berpikir " apakah saya harus kembali kaku sebagai kepala sekolah? "