Minggu, 12 Februari 2023

Memburu isi perut

Saya baru saja meletakkan pantat di kursi panas kantor koperasi. Begitu penat rasanya otor ototku saat itu. Padahal tidak terlalu banyak aktivitas yang saya lakukan di pagi itu. Waktu masih pagi, jam masih malas beranjak karena seperti lama bergerak dari pukul 08.45 WIB. 
Ini hari sabtu tanggal 11 Februari 2023. Sebetulnya saya bertekad menyelesaikan kerja panjang di koperasi hari ini. Niat itu telah saya teguhkan mulai dini hari tadi. Tetapi saya baru saja meletakkan pantat di kursi panas, bunyi telepon dari seorang sahabat menggugurkan segalanya. 
" Hello, Hai... ayo cepet berangkat saya akan menunggu anda di gerbang SDN 1 Bugeman ™
Isi telepon itu sebenarnya biasa biasa saja dan sebenarnya pula bisa saya abaikan. Tetapi besarnya nilai persahabatan dan tebalnya rasa untuk menjaga kekompakan, membuat saya mengambil keputusan menangguhkan kerja itu. Saya memilih untuk berangkat meluncur ke lokasi yang sudah disepakati dalam obrolan grup. 
Sepeda tua saya yang hitam warnanya sudah mulai pudar meluncur di tengah kota. Kontras dengan mode lalu lintas yang lain. Di samping pudarnya warna, modelnya pun sudah terbilang kuno. Tapi saya bangga mengendarainya. Dan hari ini kembali benda jadul itu membawaku sampai di warung sederhana di daerah Tanjung Kamal Kecamatan Mangaran. Dalam hidup, baru sekali itu saya melintasi jalan itu. Makanya selama perjalanan saya menikmatinya. Saya juga ingin menuntaakan rasa penasaran tentang apa yang dicari dalam tentang perjalanan sepanjang itu oleh teman teman. Warung sederhana tapi cukup bersih dan familiar itu ternyata menawarkan kuliner sederhana berupa rujak cingur. Kurang ajarnya ya, rujak cingur yang dihadirkan rasanya cukup enak dalam ukuran lidah saya. Saya menikmatinya sampai titik darah yang penghabisan. Sampai menyisakan piring dan plastik krupuk. Itu pertanda saya amat menikmatinya, kuliner kamal untuk pengisi perut di terik siang itu. 
Kami pun pulang sesaat setelah adzan dhuhur.  Alhamdulillah. 

Jumat, 10 Februari 2023

Membaca Nasehat

Hari ini Jumat 10 Februari 2023,saya memulai aktivitas dengan membaca sebuah status teman pada pukul dua dinihari. Status yang menjadi teka teki karena kepastiannya belum bisa dipercaya. Dan kepastian itu baru nyata pada pukul lima pagi ketika bahasan di grup WA kecamatan ramai membahasnya. Sahih lah jadinya bahwa hari itu salah satu teman guru di kecamatan ku meninggal dunia. Teman guru yang saya maksud adalah Pak Kusniya, yang selama hidup beliau mengabdikan diri mengajar di SD Negeri 2 Bugeman Kecamatan Kendit. Saya mengenal beliau sebagai pribadi yang baik dan disiplin. Beliau juga tidak segan mengkritik dan memberikan pula solusi untuk memecahkan masalah yang saya hadapi. Sebaliknya pula beliau adalah orang yang tidak anti kritik, karena setiap pendapat sekalipun memojokkan dirinya selalu diterima dengan lapang dada. Sebab itulah beliau dipercaya menjadi Ketua PGRI Ranting Bugeman dalam kurun masa 2010 sampai dengan 2020. Dan usia yang merambat tua sekaligus rasa kehilangan sang istri yang cukup mendalam insyaallah sedikit memangkas semangat beliau dalam bekerja dan berorganisasi. Sampai akhirnya tibalah saat itu.... di mana maut menjemput beliau ketika menjalani ikhtiar opname di rumah sakit untuk yang ke sekian kalinya. 
Agak telat saya hadir di rumah duka dan bagian yang saya dapat hanyalah mengantarkan jenasah beliau ke tempat peristirahatan terakhir kita, liang kubur. Karena beliau juga tergolong orang yang humble, maka cukup banyak pelayat yang hadir saat beliau dimakamkan. 
Saya bersama Kepala SMPN 1 Kendit Mas Nur Wachid memasuki pelataran pekuburan umum di daerah Desa Balung. Pekuburan itu lazim kami sebut Kobhuran Mantheng. Kami harus hati hati karena di sekitaran langkah kaki kami banyak batu batu nisan yang bertebaran tak tentu arah. Dengan mengucap salam di dalam hati saya minta ijin pada para arwah di dalamnya. Mungkin kalau melihat banyaknya nisan insyaallah ada lebih dari 2000 an mayat yang ditanam di sana. Kuburan itu telah ada ketika saya belum lahir. 
Rasa gotong royong yang tinggi membuat kerja menggali kubur dan menanam mayat serta menimbun kubur terasa cepat dan ringan. Inilah istimewanya hidup di desa. Tak ada biaya dan yang ada hanya kebersamaan dan rasa belasungkawa yang mendalam. Mereka melakukannya dengan semangat meskipun hanya dibayar dengan segelas air segelas kopi dan beberapa puntung rokok kretek murah. Dan kerja pun usai di pukul 08.20 WIB ditandai dengan pulangnya para pelayat dari rumah duka. 
Setiap menghadiri pemakaman teman dan saudara sekampung, selalu saya ingat dua nasehat yang ditinggalkan Rasulullah SAW. Nasehat yang berbicara dan Nasehat yang diam tanpa kata. 
Nasehat yang berbicara adalah Al Qur'an. Kitab itu adalah firman Allah yang diterima oleh Rasulullah SAW. Kitab itu berisi petunjuk dan tuntutan hidup yang disampaikan Allah tentang bagaimana dunia dan bagaimana hidup baik di dunia dan di akhirat. Banyak yang diterangkan secara panjang dan lebar. Tiada bacaan yang selengkap Al Qur'an sehingga pantaslah jika Kitab itu dikatakan sebagai nasehat yang banyak berbicara. Dan sebagai umat islam, wajiblah kita selalu mendekat tuntunan Allah dengan membaca Al Qur'an secara rutin. 
Nasehat yang diam tanpa kata adalah kematian. Jika dicerna terbuka banyak hal yang diajarkan kematian meskipun tanpa banyak kata. Kematian mengajarkan kita sadar bahwa hidup ini sementara bahwa hidup tidak abadi bahwa hidup satu saat akan sampai pada waktunya berhenti. Waktu berhenti itulah yang lazim disebut kematian. Jika mati, segalanya tentu akan turut terhenti. Mau ataupun tidak mau, suka ataupun tidak suka semuanya akan distop. Apakah yang bisa kita perbuat jika kita sudah mati  ? Tentu tidak ada lagi. Maka secara tidak langsung kematian telah memberi nasehat agar kita berhati hati hidup di dunia, agar kita mempersiapkan bekal terbaik yang akan kita bawa ketika mati nanti. 
Saya pulang takziah hari itu sampai merenungi makna pembelajaran yang saya dapat dari kematian. Selamat Jalan Sahabat. Semoga husnul khotimah dan semoga bapak mendapat tempat termulya di sisi Allah. Segala amal baik semoga diterima dan segala dosa dan alpa yang bapak buat semoga diampuni oleh Allah SWT. RIP Pak Kusniya  !!!