Selasa, 31 Oktober 2023

Self Harm

Pagi yang cerah di sekolah hari ini diwarnai berita yang tidak begitu sedap. Asal berita itu justru dari siswa kelas tertinggi di sekolah, yaitu kelas enak. Saya tertantang menelusurinya. Dan karena kejujuran mereka beberapa siswa ( cewek) mengakui telah melakukannya. Anehnya, mereka tidak bisa menjelaskan penyebabnya dan apa tujuan melakukan perbuatan menyayat lengan dengan silet itu. Ah, generasi peniru yang sering bertingkah aneh dan memusingkan orang dewasa. 
Akhir-akhir ini, banyak remaja melakukan self harm yang kemudian dipamerkan ke media sosial. Mereka terjebak oleh rasa frustasi, dan rasa ingin menyerah untuk hidup. Mereka menyakiti diri sendiri dengan cara menyayat tangan dengan silet. Situasi ini ada dalam tahapan mengkhawatirkan., karena kalau dibiarkan tindakan itu tentu sangat berbahaya bagi kesehatan fisik dan jiwa. Herannya pula yang melakukan adalah remaja awal sekitar usia 11 sampai dengan 15 tahunan. 
Self harm adalah sebuah tindakan menyakiti diri sendiri untuk menghilangkan rasa frustasi, stres, dan berbagai macam emosi. Setiap orang memiliki cara self harm yang berbeda-beda, seperti menarik rambut, mencubit, menggigit, menggaruk, memukul, menelan zat berbahaya, dan menyayat anggota tubuh (cutting). Tujuan awalnya bukan untuk bunuh diri, akan tetapi akan menimbulkan luka yang parah jika diteruskan.

Pelaku self harm paling sering adalah remaja dan dewasa muda, dengan faktor seperti berikut:

  • Sulit mengekspresikan emosi dan perasaan.
  • Tidak tahu ingin meluapkan rasa trauma, sakit, dan tekanan secara psikologis. 
  • Tidak memiliki solusi terhadap rasa kesepian, diabaikan, dan kebingungan yang mereka miliki. 
Nah, fenomena ini telah menjalar ke anak anak siswa sekolah yang justru jauh dari lingkungan kota, sekitar berjarak 11 sampai 12 kilometer. Meresahkan karena kalau tidak dideteksi lebih awal, akan mengakibatkan cacat secara fisik atau psikologis. 

Menurut WHO, seseorang yang sering menyakiti diri sendiri memiliki tanda-tanda yang bisa dilihat, baik dari fisik maupun psikologis seperti berikut:

  • Terdapat luka sayatan di anggota tubuh tertentu, biasanya pada lengan.
  • Bersikap menutup diri di sekitar lingkungan sosial.
  • Kehilangan motivasi dan percaya diri, menjadi pertanda bahwa orang tersebut sedang tidak baik-baik saja.
Demikian mengkhawatirkannya maka segala daya dan upaya wajib dilakukan untuk melindungi buah hati tercinta. 

Minggu, 29 Oktober 2023

MENCIPTA BUDAYA POSITIF

Disadari atau tidak, sekolah adalah lingkungan kedua bagi setiap anak setelah lingkungan rumah. Dengan demikian sekolah diharapkan menjadi lingkungan yang menyenangkan bagi setiap siswa. Apabila suasananya sudah menyenangkan tentu akan berimbas anak anak merasa betah berasa di sekolah. Maka jangan heran jika kemudian kita dengar dan kita temukan ada siswa yang tidak mengenal kata libur sekolah, karena pada minggu sekalipun ia senang dan ingin ada di sekolah. 
Menciptakan suasana positif di lingkungan sekolah adalah sesuatu yang urgen karena sekolah adalah tempat siswa belajar sehingga perlu menghadirkan susana yang kondusif, aman, nyaman dan menyenangkan. Dibutuhkan waktu yang cukup untuk membuat sekolah menjadi tempat peserta didik mau belajar berlama-lama di sekolah tanpa rasa tertekan. Beberapa ikhtiar yang bisa dilaksanakan guna menciptakan suasana positif di sekolah, diantaranya dilakukan melalui keteladanan dalam berdisiplin, iklim pembelajaran berdasarkan kesepakatan dan kontrak belajar, dan yang utama dilakukan adalah menerapkan pembelajaran berdiferensiasi yang menghargai keunikan masing masing peserta didik kita. Istilah yang banyak didengungkan dalam kurikulum merdeka adalah menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. 

Sabtu, 28 Oktober 2023

JIKA TUA NANTI

Tulisan ini saya buat sebagai pesan bagi diri sendiri yang mulai berangkat tua. Memang tidak ada niat pun dalam hati untuk menjadi seorang yang tua. Tapi kodrat alam menghendaki manusia menjalani fase dari lahir, bayi, anak, remaja, dewasa, danenjadi tua. Mudah mudahan tulisan ini mampu memotivasi diri agar bisa bersiap lebih awal sebelum saya betul betul menjadi tua. 
Jika tua nanti saya akan selalu menjaga kesehatan. Kesehatan fisik ataupun kesehatan jiwa. Saya akan berupaya rajin berolahraga, rajin bergerak dan selalu menjaga pola makan agar tidak gampang sakit. Orang yang sakit tentu akan merepotkan anak dan cucu. Saya tidak ingin banyak merepotkan mereka. 
Jika tua nanti saya akan berupaya memiliki penghasilan sendiri, meskipun mungkin sebagai ASN saya memiliki uang pensiun yang bisa saya Terima setiap bulan. Saya akan berusaha merintianya dari sekarang sebelum saya betul betul tua nanti. Dengan memiliki penghasilan sendiri, setiap yang saya butuhkan akan mampu saya penuhi sendiri tak harus minta bdan menunggu pemberian anak dan cucu. Toh, kebutuhan seorang tua tidak seribet orang orang dewasa. 
Jika tua nanti saya harus bergabung dengan komunitas yang positif. Komunitas itu akan b membuat hidup saya akan berwarna dan tidak terbunuh oleh rasa sepi. Banyak berkumpul dengan teman teman sebaya tentu sangat membuat semangat hidup menjadi tumbuh dan terjaga. 
Semoga.