Minggu, 02 Oktober 2022

MENULIS PUISI

Resume ke 18
Gelombang 27
Tanggal 30 September 2022
Tema = Menulis Puisi
Moderator = Dail Ma'ruf
Narasumber = DR. E. Hasanah, M.Pd

Pertemuan ke 18 terasa istimewa karena tema yang diusung adalah Menulis Puisi. 
Pemandu pertemuan kita adalah Bapak Dail Ma'ruf sedangkan narasumbernya adalah Dr. E. Hasanah, M. Pd.yang baru saja menyelesaikan S3 dalam ilmu pendidikan prodi manajemen pendidikan sesuai dengan tugas sebagai pengawas pada Madrasah Aliyah.
Secara merendah, narasumber memohon maaf bahwa beliau sebenarnya bukan *ahli dalam puisi*, hanya diberi kehormatan dan kesempatan serta kepercayaan untuk sharing sj ya. Sy alumni BM gelombang 18. Berikut CV Narasumber sekaligus Buku terupdate yang ditulis oleh beliau. 
Buku terakhir ini adalah kumpulan puisi dari para peserta 25 dan 26. Cukup cantik karena Ibu Hasanah juga cantik. Beliau juga mengharapkan antusiasme para peserta Kelas BM angkatan 17 untuk juga membuat antolofi puisi seperti pada angkatan angkatan sebelumnya. 
Saya berpikir bahwa puisi adalah karya sastra yang unik dan menarik. Ada banyak keindahan ada banyak teknis penulisab yang perlu dipahami dan dicintai dan yang paling penting adalah karya sastra yang ditulis dengan menggunakan perasaan dan emosi tinggi. 
HB Jassin salah seorang budayawan kita mengatakan bahwa puisi itu  karya sastra yang diucapkan dengan perasaan dan memiliki gagasan/pikiran serta tanggapan terhadap sesuatu. 
Satu contoh puisi yang ditampilkan oleh moderator adalah puisi karya Dr. Nastain sebagai berikut

" Dalam remang senja aku teringat
Ketika rasa itu menjelma
Aku terbuai dengan merdu suaramu
Termenung menyaksikan senyum terindah
Sampai menuju suatu arah
Yang membawaku larut dalam resah
Resah memikirkanmu aku terperangah
Pandangan itu membuatku melayang
Hingga pada titik dimana aku sedang tidak mengerti
Mengapa aku seperti ini
Bahwa cinta masih menguasaiku
Rasa ini mengalir tiada henti

Tatapan itu selalu menjadi candu untukku 
Tatapan yang menyiratkan sebuah rasa yang tak aku tau
Tapi aku dapat merasakan rasa yang sedang ia rasakan
Semoga ini bukan hanya feeling 
Tapi ini nyata dan segera terjadi.

Dulu aku kira kau hanya akan aku jadikan pelampiasan
Tapi sekarang, perasaan itu tumbuh tanpa aku sadari
Dan semoga kau bahagia mendengarnya 
Karena saat ini kau bukan lagi pelampiasan
Melainkan rumah menetap ternyaman bagiku.

Tuhan
Bolehkah aku beristirahat sekejap saja?
Aku lelah dengan semua ini 
Ingin pergi tapi tak mampu

Apakah aku tak ditakdirkan untuk bahagia?
Kenapa setiap kali aku bahagia selalu saja di hancurkan?
Bahkan mereka tak pernah mengharapkan kehadiranku
Apakah aku ini tak berguna?

Aku ingin pergi 
Aku ingin bahagia dan merasakan ketulusan dari seseorang 
Kenapa aku selalu di patahkan?
Kenapa aku harus di hancurkan?
Kenapa aku tak di anggap ada?

Jika mereka tak ingin aku ada
Kenapa mereka merawatku
Aku tak pernah berharap dilahirkan 
Aku tak pernah berharap tuk di cintai 
Aku tak pernah berharap tuk di hargai
Karena aku hanya akan menjadi beban hidup mereka

Dalam janjiku kala itu
Akan ku kunci hatiku untuk siapapun
Tapi kau hadir menaburkan rindu
Membuatku tanpa sadar menjadi candu

Canduku akan rindumu
Rindu yang katamu tak lagi bersuara merdu
Kala kekasih hati tak membalas salammu
Rinduku padamu juga tak sampai, tapi hatiku tak 'kan gentar

Bisakah cinta mempersatukan disaat rindu berlainan?
Bisakah hidup jadi sempurna disaat tanpamu, dayita?
Dayita kalbu katanya
Berirama layaknya lagu asmara

Aku hanya mampu menyuarakan pada Tuhan
Perihal rasa yang tumbuh tanpa pegangan juga perihal rindu yang tak terbalas karena berbeda perasaan
Rasaku ditanggung sendiri tak mau di ungkapkan
Mungkin sampai waktu yang menyingkap takdir kehidupan

Harap dan rasa mencuat
Beku, ngeri, menyayat hati
Kupikir dunia itu indah
Nyatanya semua semu belaka

Amaraloka
Cinta, kasih, hati, romansa
Akankah bisa tanpa bhama?

Kupinang kalbu merenggut malam syahdu
Memejamkan mata membina romansa
Saban hari bersama rasa
Kuagungkan cinta dalam amaraloka

Aduhai kasih dan sayang yang kian membara
Kupinta satu tuk jangan mendua
Kupinta dua tuk jangan mementingkan bhama
Kupinta banyak untuk saling menjaga dalam amaraloka
Semoga tetap bersama sampai ajal tiba.

Ada sapa yang tak bernama
Mengoceh ulah membual makna sayang
Menggaruk isi kepalaku
Lalu, langsung menggoda _I love You_

Dari kelam yang pernah surut
Pada badai yang menerjalkan kapal
Hingga harap setinggi tempat bintang
Ternyata belum setahun sudah dihilang
Oleh wanita penggoda perebut tuan

Mungkin saja, kau macan yang liar
Hingga takdir meredupkan rasaku tanpa pijar
Mungkin saja, ada yang datang lalu menghibur
Sebab insan yang tak berarah 
Berkeliaran memburu kedamaian 

Dari sebuah pergi, di sini lahir rindu yang suci. Mungkin, hanya ini yang bisa kujaga abadi, tak lekang macam cintamu yang layu ketika diuji. Rindu ini tak kubiarkan mati, meski legam dibakar sepi.
Rindu ini tak kubiarkan mati, 
sebelum masa memutus nadi.
Rindu ini tak kubiarkan kau ambil kembali, sekalipun kau tawarkan kata kembali.
Rindu ini entah kapan mati, sekalipun kupinta ia abadi ". [Nasta'in]

Melihat contoh puisi yang ditampilkan moderator tentu kita melihat beberapa hal yang penting diketahui sebelum kita menulis puisi. Diantaranya adalah 
1. Rima itu bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata untuk memperindah puisi dan menggambarkan perasaan penulisnya.
2. irama adalah pengulangan bunyi yang biasanya tersusun rapih.
3. Matra adalah ukuran banyaknya tekanan irama.
4. Larik itu *baris* dalam puisi, bisa satu kata, bisa frase, bisa pula sebuah kalimat.
Selanjutnya narasumber menambahkan bahwa struktur fisik sebuah puisi adalah sebagai berikut
1. Bentuk
Berbentuk baris dan bait
2. Diksi
Pemilihan kata kata indah   dan memiliki kekuatan makna. 
3. Majas
Bahasa kias yang digunakan seorang penyair untuk  menyampaikan isi hatinya. 
5. Rima
Persamaan bunyi di baris atau akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi. 
Narasumber juga menyampaikan jenis jenis puisi menjadi dua macam yaitu Puisi Lama dan Puisi Baru. Puisi Lama adalah puisi yang masih terikat dengan aturan aturan jumlah kata dan suku kata, persajakan dan jumlah baris dalam satu bait. Puisi Baru adalah puisi yang bentuknya lebih bebas dari puisi lama dalam artian tidak terikat lagi pada aturan aturan baku. 
Dengan memahami jenis jenis puisi di atas, maka kita akan dapat memilah puisi yang kita baca dan kita buat. Kita juga bisa menentukan sikap tentang puisi jenis apa yang paling aku suka dan paling aku bisa saat menulianya. Karena seperti materi pada pertwmuan sebelumnya bahwa karya pertama kita sebaiknya adalah karya tulis yang paling aku bisa dan paling aku suka. 
Inilah contoh beberapa puisi baru dari berbagai penulis terkenal

Bagus bagus dan sarat dengan makna. Maknanya sukar ditebak dan diterka. Puisi jenis baru ini sekarang lebih diauka karena menjadi sarana yang tepat untuk menuangkan perasaan dan emosi tanpa harus terikat dengan aturan aturan baku dalam puisi lama

Salam Literasi 
Haidanto

1 komentar: