Rabu, 21 September 2022

KAIDAH PANTUN

Reaume ke 14
Gelombang 27
Tanggal 21 September 2022
Tema = Kaidah Pantun
Narasumber = Miftahul Jadi, S. Pd
Moderator = Lely Suryani, S. Pd. SD

Ibu Moderator membuka pertemuan ( dengan tema baru) ini dengan sebuah pantun yang apik
Lahan gambut luas sangat
Dekat penghuni pengantin baru
Ayo sambut dengan semangat
Malam ini Materi Baru
Ibu Lely Suryani, alumnus Kelas Belajar Menulis Angkatan 17 ini kemudian memperkenalkan narasumber Bp. Miftahul Jadi, S. Pd yang ternyata sedaerah dengan ibu Moderator yaitu Jawa Tengah. Kedua beliau ini juga sama sama terdata sebagai Calon Guru Penggerak. 
Ketika sampai waktunya dipersilahkan, Pak Narasumber membuka materinya juga dengan Pantun yang sangat apik
Tepi kanal jembatan patah
Jatuh ke semak peganglah tali
Salam kenal saya Mas Miftah
Dari Demak berjuluk Kota Wali
Pertama kali terbayang ketika mendengar kata PANTUN adalah permainan kata yang indah dalam dua atau empat baris. Pantun termasuk dalam puisi lama yang menyebar merata di seluruh nusantara. Hampir di setiap daerah di Indonesia ada PANTUN dengan nama dan ciri cirinya masing masing. Masing masing memiliki keunikan tapi tidak melupakan atau melanggar PAKEM PANTUN. 
Ciri ciri dasar pantun yang kemudian sering disebut sebagai PAKEM pantun adalah 
1. Satu bait terdiri dari empat baris
2. Satu baris terdiri atas empat atau lima kata
3. Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata
4. Bersajak ABAB
5. Baris pertama dan baris kedua adalah sampiran
6. Baris ketiga dan baris keempat disebut dengan isi pantun. 
Dalam perkembangannya, pantun ini melakukan lompatan hebat. Mulanya pantun hanyalah puisi yang disampaikan secara lisan saja, tapi di akhir akhir ini telah berinovaai dalam tulisan tulisan yang bahkan khusus dibukukan. Pantun juga sudah dilombakan dalam ajang ajang bergengsi dengan nominal hadiah yang tak kalah mewah dengan kesenian yang lain. Bahkan peminat pantun melimpah ruah terbukti dalam pertemuanalam ini terjadi PERANG PANTUN. 
Pantun juga berkembang dalam segi tatanan. Sekarang ternyata juga ada pantun yang terdiri atas dua baris saja. Namanya Karmina atau Pantun Kilat. Ada juga bentuk lainnya bernama Gurindam. Masing masing baitnya terdiri atas dua baris. Antara bait yang satu dengan bait lainnya saling berhubungan. Bisanya sampai baris 12. Gurindam ini pertama kali diperkenalkan oleh Raja Ali Haji dengan Gurindam Dua Jelasnya. 
Membuat pantun memang kelihatannya gampang. Tapi sesungguhnya membutuhkan keterampilan dan kemampuan memahami kaidah kaidah penulisan pantun.  Kaidah penulisan pantun diantaranya adalah
1  Memahami kaidah atau ciri ciri pantun. 
Dengan menguasai kaidah satu ini maka pantun yang dibuat akan semakin bagus dan menarik. Indah dibaca dan memberi kesan mendalam bagi pembacanya. 
2. Menguasai pembendaharaan kata yang memiliki persamaan bunyi ( rima). Kemampuan menguasai kaidah 2 ini amat menunjang keterampilan bermain kata dan bunyi akhir pantun 
3. Menulis isi pantun
4. Menulis sampiran pantun
Penguasaan kaidah 3 dan kaidah 4 ini dilakukan agar ada semacam jalan untuk menuangkan kreativitas kita membuat pantun. 
Disamping 4 kaidah penulisan pantun di atas, ada juga yang perlu mendapatkan perhatian agar pantun kita baik dan benar. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat pantun antara lain :
1. Hindari menggunakan nama orang dalam membuat pantun
2. Hindari pula penggunaan nama merk dagang
3. Hindari pula pengulangan kata di setiap baris pantun yang kita buat
Akhirnya saya tutup reaume ini dengan dua pantun menjawab tantangan narasumber
Kalau bunda menanak nasi
Sajikan hangat di atas meja
Apa tanda kasih sejati
Akan teringat sepanjang masa

Kota Banjar di pagi hari
Ibu memasak gorengan teri
Merdeka Belajar kurikulum saat ini
Mengakui anak siswa sebagai pribadi

Salam Literaai
Haidanto

1 komentar:

  1. Wow, resume yang lengkap dan luar biasa. Terima kasih bapak. Semangat berkarya, semangat menginspirasi.

    BalasHapus