Sabtu, 17 September 2022

MENULIS SEMUDAH CEPLOK TELOR

Resume ke-12
Gelombang 27
Tanggal 16 September 2022
Tema = Menulis semudah Ceplok Telor
Narasumber = Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, SH
Moderator = Widya Setianingsih
Alhamdulillah pada pertemuan ke 12 I 2 ini kembali dipandu oleh Ibu Widya Setianingsih atau Widya Arema. Wanita kuat dan penuh semangat membagikan ilmu dan motivasi kepada semua. Beliau mengawali pertemuan dengan membagikan kisah Kolonel Sanders yang memulai usaha kulineenya justru ketika usianya sudah 70 tahun. Setelah melalui 1000 penolakan maka pada usahanya yang ke 1010 kalinya akhirnya resep kulinernya akhirnya diterima oleh satu restoran dan berkembang pesat sampai dengan sekarang. Usaha itu dikenal dengan nama Kentucky Fried Chiken ( KFC). Sungguh suatu kisah heroik yang menumbuhkan asa bahwa sukses itu tidak mengenal usia dan bisa menyentuh siapa saja. Terima kasih Ibu. 
Narasumber kita malam ini adalah Dra. Lilis Ika Herpianti Sutikno, S.H seorang guru cantik dari Nusa Tenggara Timur. Beliau lahir di Surabaya 11 Maret 1969.Sehari hari beliau adalah guru mapel PPKN di SMPN 2 Niekamase, Desa Besmarak, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur. Beliau aktif di berbagai kegiatan literasi dan keilmuan. Beliau juga telah menghasilkan banyak buku buku solo yang memotivasi dan menginspirasi banyak orang terutama di dunia pendidikan, dunia yang digelutinya dalam tentang panjang. Beliau adalah seorang penggerak literasi dari Kupang Nusa Tenggara Timur. Beliau dikenal sebagai penggerak pemberantasan buta aksara bagi kaum ibu dan anak. Semangat pantang menyerah Beliau tak menyurutkan segala hambatan dan rintangan yang menghadang. Founder menulis Agupena Beliau dirikan untuk mewadahi semangat literasi di sana. Walaupun kesibukan Beliau sebagai kepala sekolah SMP Negeri 3 Kupang Barat Kecamatan Kupang Barat Kabupaten Kupang, tak mengurangi semangat juang Beliau untuk terus bergerak mencerdaskan anak negeri. 
Pertemuan sempat ditunda 30 menit karena kesibukan ibu narasumber. Penundaan tersebut Alhamdulillah tak mengurangi semangat kami untuk mengikuti materi. 
Bunda Lilis memulai materinya dengan menampilkan dia link yang membahas perjalanan karir dan kepenulisan beliau sampai dengan detik sekarang. Sungguh sebuah perjalanan yang kadang membuat kami termotivasi untuk menirunya secara utuh. Bisa ndak ya  ? Terkadang tanya terus menggantung karena saya merasa bahwa tidak mudah meniru hal yang telah dilakukan oleh narasumber. Kekhawatiran itu dimentahkan oleh statement bahwa Menulis itu adalah sudah Membuat Telor Ceplok. Wih..... saya tambah penisirin, segampang itukah menulis  ??? 
Bu Lilis mengurai materinya dengan amat sederhana, saya istilahkan membumi karena mungkin dan amat mungkin saya lakukan. Untuk menjadi seorang penulis, diperlukan keterampilan membaca dan keterampilan menyerap info dari bacaan. Membaca dan Menulis adalah dua keterampilan yang duduk sejajar dan saling mengisi. Dengan banyak membaca, tulisan yang kita buat akan makin berisi dan menarik. Dengan menulis, maka nalar kita semakin luas dan berkembang. Bu Lilis mengatakan bahwa Menulia itu adalah Berteriak dalam Diam. Hakikatnya kita bicara dan meneriakkan ide gagasan tapi diam karena dilakukan dengan bentuk tulisan. Agar tulisan tersebut menjadi berisi, bermakna, dan menarik mak dibutuhkan bacaan yang berkualitas untuk menopangnya. Bacaan ini berupa bacaan yang " tersurat " dalam bentuk buku / bacaan, ataupun bacaan yang " tersirat " dalam bentuk kejadian atau peristiwa yang dialami atau terjadi di sekitar kita. Kita harus pandai memilah dan mengambil manfaat dari dua macam bacaan di atas. 
Setelah amunisi kita diisi dengan bacaan berkualitas, maka selanjutnya kita harus mengasah keterampilan menulis yang kita punya. Kegiatan mengasah ini harus dilakukan secara istikomah. Tidak ada keterampilan yang instan dan abrakadabra. Kemampuan itu membutuhkan proses dan waktu yang panjang untuk membentuknya. Selama itu dibutuhkan kesabaran, ketalatenan, dan latihan menulis setiap hari agar menjadi kebiasaan baru. Di sanalah dibutuhkan kesiapan hati untuk melakukannya secara istikomah. Man Jadda Wa Jadda. Siapa Giat ia Dapat. Kegiatan menulis yang dilakukan secara rutin akan membantu kita terampil menuangkan ide gagasan dalam bentuk tulisan. Sama halnya dengan latihan berjalan dan berlari akan membantu otot otot tangan dan kaki kita dalam bergerak dan melakukan aktivitas. Pada awal mula kita berlatih, disarankan agar memilih satu bidang bahasan saja, fokuskan ke satu bidang yang kita suka / kita kuasai dan latihlah kemampuan menulis kita dengan maksimal. 
Memacu semangat,kita perlu belajar dari Kisah Sebatang pensil yang ditulis oleh Paulo Coelho

Falsafah pensil dalam kehidupan kita

1.  Pensil digerakkan oleh  tangan manusia

     Mulai menulis dengan doa dan menulislah dengan hati sehingga yang lahir adalah  ilmu dari hati dan akan  diterima oleh hati.

2. Pensil tumpul perlu diruncingkan

    Tajamkan fikiran ketika menemui kebuntuan, kesulitan , penderitaan dan kesusahan   dengan beristirahat dan membaca buku.

3. Penghapus ; gunakan ketika  kita salah menulis

    Gunakan kesempatan untuk bertaubat jika melakukan kesalahan. Jika salah dalam tulisan, perbaiki dan menjadi sempurna. Tulis, diamkan, simpan, istirahat, buka kembali esok hari untuk disempurnakan.

4. Bagian dalam pensil untuk menulis

   Gunakan hati untuk menulis, karena hati yang menggerakkan  tangan kita, dan tulisan dari hati akan menghasilkan karya yang luar biasa dan diterima di hati pembaca.

5. Tiap tulisan akan berdampak

   Tinggalkan jejak yang baik dalam tulisan kita dan memberi inspirasi bagi pembaca. Hal ini selain bermanfaat untuk pembaca, tentunya akan kembali kepada kita sebagai amal jariyah dari ilmu yang bermanfaat.

Akhirnya marilah kita berpikir positif tentang tulisan kita. Jangan pedulikan apa kata orang lain mengenai tulisan tersebut. Ada Quote Bermanfaat yang pantas selalu diingat
1. Saat orang ngomongin di belakang, itu artinya kita JAUH di depan mereka. 
2. Saat orang merendahkan, itu artinya kita jauh lebih TINGGI dari mereka. 
3. Saat orang itu iri dengan kita, itu artinya kita jauh lebih SUKSES dari mereka
4. Saat orang bicara buruk, itu artinya hidup kita jauh lebih INDAH dari mereka

Salam Literasi
Haidanro

Tidak ada komentar:

Posting Komentar