Senin, 05 September 2022

MENGATASI WRITER'S BLOCK ( WB )

Resume ke 7

Gelombang 27

Hari / Tanggal   =    Senin,5 September 2022

Tema   =  Mengatasi Writer's Block

Narasumber   = Ditta Widya Utami,S.Pd,Gr

Moderator  =  Rallyanti



Pertemuan malam ini diawali dengan perkenalan moderator yaitu Ibu Rallyanti, Alumnus Kelas Belajar Menulis Gelombang 20 bersama Ibu Ewi dan Pak Dail. Beliau juga tak lupa memberikan support kepada para peserta untuk selalu menjaga komitmen selalu belajar dalam Kelas Belajar Menulis ini sampai akhir pertemuan nanti.Beliau juga menyampaikan tentang manfaat uyang akan diperoleh dengan mengikuti Kelas BM ini.Beliau menyampaikan untuk selalu menguatkan tekad untuk menulis,saling menguatkan satu dengan lainnya untuk terus tetap istikomah dalam menghasilkan tulisan.

Perkenalan kedua adalah narasumber kita malam ini yaitu Ibu Ditta Widya Utami,S.Pd.Gr, seorang guru IPA dari Subang Jawa Barat.Beliau bertugas do SMPN 1 Cipeundeuy Subang Jawa Barat. Lahir di Subang 23 Mei 1990. Telah menikah dan baru memiliki seorang anak bernama Muhammad Fatih Musyfiq. Beliau cukup aktif di organisasi MGMP dan aktif pula di bisang literasi. Untuk lebih komplitnya, silakan intip dulu profil bu Ditta di https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html

Wikipedia mengartikan writer's block ( WB ) sebagai keadaan saat penulis kehilangan kemampuan menulis atau tidak menemukan gagasan baru untuk tulisannya. Keadaan yang kita alami saat kita merasa blank dan tidak bisa apa apa ketika mulai atau ketika proses menulis. Kita merasa tiba-tiba seolah semua ide lenyap,merasa tangan menjadi kaku hingga tak mampu menuliskan sepatah kata pun,atau merasa betapa lambatnya pikiran kita dalam menemukan ide ide baru untuk menulis.Keadaan yang ditandai dengan sulit fokus, tidak ada inspirasi menulis, menulis lebih lambat dari biasanya, atau merasa stres dan frustasi untuk menulis merupakan sebagian dari tanda-tanda kita terserang WB (writer's block).Keadaan ini bisa menimpa penulis pemula maupun penulis yang sudah profesional.Karena writer's block umumnya tidak disebabkan oleh masalah komitmen/kompetensi menulis.Artinya, orang yang sudah memiliki komitmen tinggi dalam menulis pun, masih bisa terserang WB.Begitu pula dengan penulis ahli, apa pun bidang tulisannya. Masih bisa terserang WB.WB bisa menyerang di awal, tengah, maupun akhir tulisan. Jahat sekali bukan ?

Writer's Block ( WB ) ini sesungguhnya dapat menjangkiti siapa saja dan di mana pun ia berada. Lama waktunya juga tidak tentu dan tidak sama bisa sehari,dua hari,satu minggu,satu bulan,bahkan berbulan-bulan. Semua tergantung pada kecepatan kita menyadari bahwa kita sedang terjangkit Writer's Block. Jika kita terjangkit Wb segeralah sadar dan segeralah pula bangkit dan ambil tindakan. 

Salah satu tindakan yang bosa dilakukan adalah mengenali penyebabnya. Berapa penyebab WB adalah

1. Mencoba metode/topik baru dalam menulis

misalnya kita terbiasa menulis karya ilmiah lalu tiba tiba mencoba menulis puisi.Keadaan ini akan menjebak kita jaruh ke lubang WB katena topik yang baru atau juga katena metode penulisannya juga baru. Cara mengatasinya adalah dengan banyak berlatih dengan menggunakan berbagai macam teknik penulisan. atau dengan banyak membaca referensi atau buku buku yang menunjang kepenulisan kita.

2. Stress

Dalam sebuah jurnal berjudul "Stres dan Solusinya dalam Perspektif Psikologi dan Islam" yang ditulis oleh Admin Admin dan Himma (2019) disebutkan bahwa stres adalah respon tubuh yang diakibatkan karena adanya tuntutan dari luar diri individu yang melebihi kemampuan dalam memenuhi tuntutan untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah tersebut.

Anggaplah stres itu karena kita jenuh setelah menghadapi pekerjaan yang itu itu saja sepanjang minggu. Akal,hati dan pikiran kita tidak bisa diajak kompromi untuk menulis. Di saat seperti ini, dibutuhkan healing, jalan-jalan, atau melakukan hobi lainnya.Pendeknya kita rehat dulu dari kegiatan tulis menulis agar akal dan pikiran serta wawasan kita menjadi kembali segar. Refresing setiap orang tentu berbeda beda. Ada yang dengan jalan jalan, olahraga, nonton, atau bahkan membaca jenis bacaan lain yang bertolak belakang dengan topik yang sedang kita tulis.

Lepas dari segala anggapan,tapi ternyata stres pun bisa kita atasi dengan cara yang tak biasa yaitu dengan cara MENULIS pula.Kita mengenalnya dalam dalam dunia tulis menulis yang disebut dengan MENULIS EKSPRESIF. Orang-orang dengan kasus tertentu akan diminta untuk menulis ekspresif. Menuliskan pengalaman traumatisnya, serta 'perasaan' pada saat atau setelah mengalami hal tersebut. Berbagai penelitian menunjukkan orang yang menulis ekspresif akan memiliki kesehatan mental yang lebih baik.

3. Terlalu Perfectsionis

Perfeksionis adalah orang yang selalu berusaha tampil sempurna dengan menetapkan standar yang terlalu tinggi untuk diri sendiri dan atau orang lain, yang sering kali disertai dengan kritik berlebihan terhadap diri sendiri juga orang lain.

Gambaran gampangnya adalah ketika menulis masih ada pikiran begini. 

a.  Tulisanku bakal ada yang baca nggak, ya?"

b.  "Duh, takut dibilang jelek tulisannya sama orang lain."

c.   "Ini ejaannya udah bener nggak ya?"

Pemikiran sempurna seperti itu justru yang akan menghambat kita dalam menghasilkan karya.Sebelum menulis, pikiran kita lebih berat digandoli dengan kekhawatiran akan tidak dibaca orang atau akan menghadirkan banyak komentar miring yang menyakitkan. Sebetulnya ini tidak perlu ada di hati kita,karena para penulis hebat pun terkadang masih terus merevisi tulisannya. Kita juga sering menyaksikan banyak buku yang diterbitkan sampai ada yang Edisi 2, 3, 4 dengan keterangan revisi di bagian A, B, C, D. Wajar bukan karena mabusia itu tidak ada yang sempurna.Kesempurnaan hanyalah milik ALlah sang Maha Pencipta.

Pertemuan dilanjutkan dengan tanya jawab 

Pertanyaan pertama disampaikan oleh Pak Darmo asal Morotai Maluku Utara yang bertanya " apakah boleh menulis dalam satu waktu dengan banyak judul buku?  ". Jawaban Narasumber adalah adalah boleh boleh saja dengan syarat (1) sesuai dengan kapasitas yang dimiliki (2) sediakan outline karangan dengan baik dan (3) lebih baik jika ditentukan skala prioritas yang mana yang pantas didahulukan.

Pertanyaan kedua disampaika Pak Priyadi dari Depok Jawa Barat. Beliau curhat tentang kekeringan ide menulis karya ilmiah hanya mampu menyelesaikan 25 dari 600 halaman yang direncanakan,Beliau juga curhat tentang referensi bidang eksak yang melelahkan dan membosankan.Narasumber menjawab Biasanya dalam karya ilmiah ada "template khusus". Kembali lagi, outline (kerangka tulisan) menjadi kunci emas.Bisa dicoba membuat kerangka tulisan sesuai template karya. Gunakan grafik, tabel yang juga sering digunakan dalam karya ilmiah. Nambah space dan bisa lebih menarik tampilan karya ilmiah

Pertanyaan ketiga adalah dari Pak Achmad Fathuddin,Bekasi yaitu (1). Apa bila kita menulis di sebuah blog, bagaimana mana memunculkan ide supaya ide kita tidak kena wb baik pada saat di awal, tengah maupun di akhir? (2). Tadi juga di jelaskan wb bisa berbulan-bulan, bagaimana cara membangkitkan kembali,? Narasumber menyarankan untuk segera membuat kerangka tulisan beditu kita mendapatkan ide tulisan.

Pertanyaan keempat dari Lalu darwati ( Lombok NTB ) yang menanyakan  " Saya memiliki ide atau gagasan yg tersimpan di kepala. Kemudian saat ada teman diskusi atau bincang bincang tiba-tiba  hilang ide yang akan ditulis dan mood nulis hilang sama sekali. Apakah itu masuk WB. Apa yang yang harus dilakukan  ? Jawaban narasumber cerdik sekali yaitu Bunda, ini nih rahasia hebat dari para penulis hebat baik nasional maupun internasional, yaitu para penulis sering membawa catatan pribadi (semacam buku saku )Jadi, ketika ada ide, segera tulis. Di zaman modern seperti sekarang, lebih beragam lagi.Kita bisa menggunakan HP, lalu merekam suara bunda yang berbicara tentang ide menulis bunda.

Untuk pertanyaan kelima dan keenam,narasumber menyarankan untuk enjoy dalam menulis.Kita berusaha waktu dan cara yang paling enak dan enjoy dalam menulis. Berbagilah melalui menulis dan hal yang bisa kita bagi iitu banyak termasuk keseharian kegiatan yang kita lakukan dari pagi sampai petang.

Sebagai penutup,narasumber menyampaikan bahwa Kita adalah manusia biasa. Wajar bila masih salah. Wajar bila masih takut.Namun, meski demikian, dalam setiap kita ada keberanian yang sungguh apinya membara.Jaga semangat itu untuk tetap berkarya, salah satunya melalui tulisan-tulisan kita.Yakinlah, bahwa tulisan kita akan bermanfaat bagi orang lain. Minimal, untuk diri kita.Tetap semangat menulis. Mari menjadi pembelajar seumur hidup.

Terima kasih ibu Ditta. Closing Statement yang ibu berikan tetap saja seperti api dalam sekam yang sewaktu waktu bisa meletup kan semangat menulis di hati kami semua. 

Salam Haidanto

7 komentar: